Sebuah smart city atau kota cerdas dengan satu juta penduduk dapat menghasilkan 200 petabyte data setiap harinya
Kementerian Komunikasi dan Informatika akan terus mendorong penerapan dan pengembangan kota cerdas melalui Gerakan Menuju Smart City. Pemerintah Kota perlu untuk semakin memanfaatkan teknologi, termasuk teknologi Internet-of-Things (IoT), dalam membuat terobosan baru atau “smart solutions” untuk meningkatkan produktivitas serta optimalisasi layanan bagi masyarakat dengan target yang telah tercapai di tahun 2021 sekitar 73,7%.
Melakukan yang diproyeksikan pada tahun 2045 sebanyak 82,37% populasi akan hidup di pusat perkotaan. Tahun 2021, Kementerian Kominfo juga mengembangkan smart city menjangkau Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
“Ini terjadi urbanisasi, untuk itulah diperlukan strategi pengembangan kota yang akomodatif terhadap perkembangan zaman, dan pengembangan kota cerdas atau smart city melalui Gerakan Menuju Smart City menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh kita bersama, yang diinisiasi oleh Kementerian Kominfo,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G Plate dalam Indonesia Smart City Conference, Forum Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Pameran Smart City, di ICE BSD Tangerang, Selasa (14/12/2021).
Adapun nilai pangsa pasar IoT di Indonesia juga akan mengalami peningkatan sebesar dari Rp355,2 triliun pada tahun 2022 dan mencapai Rp557 triliun di tahun 2025. Selain itu, kedepannya akan terjadi peningkatan volume data yang sangat signifikan. Kemudian, diperkirakan Teknologi IoT akan mengalami perkembangan pendapatan Rp41,6 miliar perangkat IoT yang terpasang secara global. Di Indonesia jumlah perangkat IoT diperkirakan akan mencapai 400 juta perangkat di tahun 2022 menjadi Rp557 trilliun di tahun 2025.
“Contoh, sebuah smart city atau kota cerdas dengan satu juta penduduk dapat menghasilkan 200 petabyte data setiap harinya,” tandasnya.