Data bisa lebih berharga dari minyak. Makanya, dalam bidang hankam, semua pihak harus tanggap dan siap menghadapi perang siber.
Kepala Badan Siber Dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Hasibuan mengatakan, Presiden Joko Widodo telah mengamanatkan agar semua pihak siaga menghadapi ancaman kejahatan siber, termasuk kejahatan penyalahgunaan data.
Ini karena data adalah jenis kekayaan baru bangsa, bahkan data bisa lebih berharga dari minyak. Makanya, dalam bidang pertahanan dan keamanan, semuga pihak harus tanggap dan siap menghadapi perang siber.
“Ini menjadi dasar pelaksanaan tugas dari BSSN, bagaimana melindungi bangsa dan negara ini sesuai dengan konstitusi dan tujuan kita berbangsa dan bernegara,” ujar Hisna dalam “Peresmian Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Kementrian PPN/Bappenas,” Jumat (19/11).
Lebih lanjut, Hisna menuturkan, ruang siber terdiri dari atas tiga lapisan. Pertama yaitu lapisan fisik yang merupakan komponen dari jaringan fisik dan infrastruktur seperti membangun satelit, data senter dan sebagainya menjadi tempat penyimpanan, penyebaran dan pengolahan informasi termasuk menghubungkan dan memindahkan data antar suku komponen.
“Kemudian lapisan kedua yaitu lapisan logika atau yang mengoperasionalkan, menukar dan memproses data yang biasa kita sebut dengan software. Terakhir, lapisan persona siber yang merupakan representasi digital dari aktor atau identitas pengguna di ruang siber,” tambah Hisna.