Keuskupan Timika meminta, Jokowi melakukan identifikasi kelompok KKB secara benar dan serius agar tak mengorbankan masyarakat sipil.
Keputusan Presiden Jokowi melabeli kelompok kriminal bersenjata (KKB) sebagai teroris disesali Keuskupan Timika. Sebab, pendekatan militer akan berdampak lebih buruk terhadap kondisi keamanan di Papua.
Dalam pernyataan resminya, Keuskupan Timika meminta, Jokowi melakukan identifikasi kelompok KKB secara benar dan serius agar tidak mengorbankan masyarakat sipil.
"Dan untuk itu kami menolak label teroris kepada KKB," kata Administrator Keuskupan Timika, Pastor Marthen Kuayo dalam rilis pers yang diterima Alinea.id, Selasa (4/5).
Marthen menjelaskan, ada tiga alasan Keuskupan Timika menolak pelabelan KKB sebagai teroris. Pertama, dengan label teroris, ruang demokrasi yang selama ini mati suri akan benar-benar mati di tanah Papua. Kedua, perjuangan akan "Papua Tanah Damai" selama ini akan ternoda.
Ketiga, sebelum menetapkan KKB sebagai teroris, ada serangkaian kejadian beruntun yang patut diduga adanya sebuah skenario. Seperti penembakan seorang pedagang, penembakan pesawat MAF, penembakan seorang tukang ojek, penembakan Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua, Mayjen Anumerta I Gusti Danny Karya Nugraha, dan terakhir penembakan tiga prajurit.