Menurut KNKT, upaya pencarian black box Sriwijaya Air SJ 182 seperti mencari cari jarum dalam tumpukan jerami.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, menyatakan, menemukan kotak hitam (black box) cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ibarat mencari jarum di tengah jerami. Pangkalnya, baru ditemukan kemarin (Selasa, 30/1), dua bulan lebih usah Basarnas resmi menyetop operasi SAR.
Tim penyelam dari Basarnas, TNI AL, hingga warga Kepulauan Seribu mencari CVR selama lebih dari sebulan. Namun, pencarian tersebut tidak membuahkan hasil. Tim gabungan memilih beristirahat selama seminggu dan mengevaluasi metode pencarian CVR, kemudian mencoba mencari dengan menggunakan kapal penghisap lumpur.
"Dengan kapal ini, kami menyedot lumpur. Cara kerjanya seperti vacuum cleaner," ucap Soerjanto, dalam telekonferensi, Rabu (31/3).
CVR dan flight data recorder (FDR) telah menangkap sinyal dari locator beacon dan mempersempit pencarian dengan perkiraan lokasi seluas 90 meter persegi. Kendati demikian, kapal penghisap lumpur belum juga menemukan CVR selama 4 hari pencarian di area tersebut hingga kedalaman 1 meter.
Tim gabungan pun disebut mulai memikirkan pencarian dengan metode lain. Terlebih, batas penggunaan kapal penghisap lumpur hingga Selasa (30/3).