Indonesia mengadopsi pendekatan pentaheliks yang berbasiskan pada masyarakat, seperti gotong royong.
Indonesia berkomitmen penuh untuk membangun resiliensi berkelanjutan. Beberapa agenda telah ditetapkan untuk mewujudkan komitmen tersebut.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati, menyampaikan penguatan budaya dan kelembagaan pada kesiapsiagaan bencana adalah langkah awal untuk resiliensi berkelanjutan. Penguatan dan kelembangaan ini harus bersifat antisipatif, responsif dan adaptif dalam menghadapi bahaya atau pun bencana.
Dalam konteks penguatan budaya, Raditya mengatakan Indonesia mengadopsi pendekatan pentaheliks yang berbasiskan pada masyarakat, seperti gotong royong. Sementara itu, ia juga mencontohkan kelembagaan pada keterlibatan daerah dalam menjadikan wilayahnya sebagai making city reilience.
“Kami mendorong keterlibatan daerah dalam kampanye Making City Resilience,” ujar Raditya yang juga Ketua Sekretariat Panitia Nasional Penyelenggara GPDRR, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/5).
Raditya mengatakan, Indonesia akan terus memperjuangkan pengarusutamaan resiliensi berkelanjutan di tingkat lokal hingga tingkat unit terkecil, seperti Keluarga Tangguh Bencana.