KTT ASEAN dianggap terlalu bersifat elite dan hanya untuk kepentingan oligarki.
Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat memandang penyelenggaraan KTT ASEAN/ASEAN Summit 2023 terlalu bersifat elite dan hanya untuk kepentingan oligarki. Namun dalam penyampaiannya, acara ini kurang sosialisasi.
Padahal, kata Achmad, keketuaan ASEAN bagi Indonesia tahun 2023 ini memiliki makna penting bagi Indonesia untuk memperkuat posisi kepemimpinan regional terutama adalam hal pemulihan ekonomi, keuangan dan sistem pembayaran regional, mempromosikan kepentingan nasional, mempengaruhi kebijakan regional, dan meningkatkan citra internasional.
"Meskipun agenda keketuaan ASEAN sangat urgen dan penting, namun masalahnya agenda keketuaan saat ini minim sosialiasi di level publik," katanya dalam keterangan, Sabtu (6/5).
Ia pun membandingkan dengan keketuaan G20 yang ramai dengan spanduk menghiasi jalan. Alhasil, KTT ASEAN dinilai hanya dimaknai sebagai selebrasi semata. Hal itu jauh dari keinginan kuat membantu publik Indonesia keluar dari permasalahan ekonomi dan membantu pemulihan ekonomi masyarakat.
"Untuk menghindari kesan keketuaan ASEAN adalah agenda para elite terutama di sektor keuangan dan penguasa energi, maka keketuaan ASEAN harus memasukan agenda rakyat dan pelaku usaha kecil," ujarnya.