Museum Nasional memiliki 194.000 koleksi dan benda bersejarah berbahan perunggu, keramik, terakota, dan kayu.
Museum dan Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (MCB Kemendikbud Ristek) mulai menginventarisasi pencatatan atau pendaftaran terhadap koleksi dan benda bersejarah Museum Nasional pasca-kebakaran di Gedung A, Sabtu (16/9) malam. Ini untuk memastikan akurasi data sehingga bisa dirawat sesuai prosedur selama masa pemulihan.
Inventarisasi pencatatan koleksi dan benda bersejarah dilakukan usai Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (Timsus MNI) menerima laporan awal dari polisi atas hasil penyelidikan kebakaran, Senin (18/9). Lalu, mengevakuasi koleksi dan benda bersejarah dari Gedung A.
"Proses evakuasi dan pemindahan koleksi benda bersejarah perlahan dilakukan pada kelima ruangan lainnya," ucap Plt. Kepala MCB, Ahmad Mahendra, dalam keterangannya, Selasa (19/9). Penyelamatan artefak berharga dan bersejarah yang tersimpang di Gedung A dilakukan nyaris 100 orang.
Evakuasi melibatkan tim ahli dan alat berat untuk mengangkat puing. Prosesnya diawasi dan diarahkan tim evakuasi koleksi agar dapat mencermati dan mengambil tindakan tepat saat pengangkatan koleksi sejarah maupun material bangunan yang terbakar.
Selain itu, juga dilakukan berbagai upaya lainnya. Misalnya, membentuk tim investigasi dan evakuasi lintas unit, penutupan 6 ruangan yang terdampak oleh Puslabfor, serta menutup terbatas satu ruangan terdampak untuk investigasi lebih lanjut.