Kecelakaan odong-odong yang tertabrak kereta di Kabupaten Serang, Banten membuat keberadaan odong-odong menuai sorotan.
Adi, 42 tahun, memarkir mobil odong-odongnya di ujung Jalan Inspeksi Kali Ciliwung, yang berbatasan dengan Jalan Raya Jatinegara Barat, Jakarta Timur. Siang itu, layaknya angkutan kota, giliran dia ngetem menunggu penumpang. Lalu lintas di Jalan Raya Jatinegara Barat tampak padat. Tak lama, penumpang yang kebanyakan pelajar sekolah dasar yang tak jauh dari lokasi ngetem, naik ke mobil odong-odong Adi.
Nyaris delapan tahun ia menjadi sopir mobil odong-odong di kawasan itu. Mobil itu dimodifikasi, dipasang banyak bangku di belakang kemudi. Sisi kanan-kiri penumpang dibiarkan terbuka, tanpa pintu. Supaya lebih menarik, mobil itu dicat kuning bercorak polkadot.
Selain pelajar, menurut Adi, rata-rata penumpangnya adalah warga yang habis dari pasar dan karyawan. “Saya membantu juga. Kalau jalan kaki, takut telat (kerja) mungkin,” ujarnya kepada reporter Alinea.id, Selasa (2/8).
Kebutuhan warga dan sarana hiburan
Mayoritas penumpang mobil odong-odong Adi adalah warga yang tinggal di rumah susun sewa (rusunawa) Jatinegara Barat. Lokasi rusunawa itu jauh dari jalan raya. Mereka yang tinggal di sana adalah korban penggusuran kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, akibat normalisasi Kali Ciliwung pada 2015.