Dari sekitar 160 staf termasuk saintisnya hanya sekitar 40 yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang nantinya akan diterima BRIN.
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman kini melebur dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Akibat peleburan ini, sebagian peneliti di lembaga tersebut kehilangan pekerjaan.
Melansir dari unggahan Ahmad Arif melalui akun twitternya @aik_arif salah satu wartawan yang pernah menulis soal LBM Eijkman disebutkan ada sekitar 120 saintis dan support staff kehilangan pekerjaan dalam sehari gegara birokrasi.
"Ini kehilangan besar bagi ilmu pengetahuan di Indonesia. 4 tahun pernah menulis soal Eijkman, tak menyangka akhirnya lebih tragis," twitnya, Sabtu (1/01).
Dia mengatakan dari sekitar 160 staf termasuk saintisnya hanya sekitar 40 yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang nantinya akan diterima BRIN. Lalu sisanya akan diberhentikan, tanpa pesangon karena dianggap 'pegawai kontrak ilegal'.
Ahmad Arif menyampaikan rasa belasungkawanya atas hal ini. Menurutnya banyak dari mereka yang diberhentikan adalah yang sudah bertahun-tahun kerja di Eijkman.