Menantu memperkirakan, sang mertua menggunakan jasa ketik di tempat seperti rental komputer.
Menantu penembak di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mustopa NR, Fauziah, merasa heran dengan tingkah sang mertua. Baik penembakan, ketikan surat, hingga keberadaannya, di Jakarta tidak sesuai perkiraan selama ini.
Fauziah mengatakan, ketikan surat yang menjadi alat bukti polisi sebagai hal yang aneh karena mertuanya tersebut tidak menggunakan komputer. Karena itu, dia memperkirakan sang mertua menggunakan jasa ketik di tempat seperti rental komputer.
“Sekolah hanya tamatan SD, tidak bisa komputer,” katanya seperti yang dikutip, Jumat (5/5).
Fauziah menyampaikan, Mustopa berpamitan hanya kepada ibu mertua dengan memohon doa restu. Selain itu, pihak keluarga juga tidak mengetahui Mustopa pernah belajar menembak.
"Soal menembak, tidak tahu belajar di mana,” ujarnya.