Sebanyak 3-4 dari 10 remaja menderita anemia, yang dapat dipengaruhi asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengingatkan pentingnya intervensi spesifik sebelum kehamilan guna mencegah kerdil (stunting) pada anak. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mempersiapkan remaja terhindar anemia.
Anemia merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan penderitanya mengalami kelelahan, letih, dan lesu. Hal ini akan berdampak pada kreativitas dan produktivitasnya.
Tak hanya itu, anemia juga meningkatkan kerentanan penyakit pada saat dewasa serta melahirkan generasi yang bermasalah gizi. Sementara itu, angka kejadian anemia di Indonesia terbilang tinggi.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%. Artinya, 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.
"Remaja putri ini jangan sampai anemia karena kalau anemia berisiko tinggi melahirkan bayi stunting," kata Budi dalam keterangannya, dikutip Kamis (15/12).