Anies menepis aksi indisipliner empat atlet Jepang sebagai celah dari kelemahan kebijakan soal prostitusi Pemprov DKI.
Pesta olahrga bangsa-bangsa se-Asia (Asian Games) digegerkan aksi prostitusi yang dilakukan empat pebasket asal Jepang. Mengetahui tindakan indispliner itu, Ofisial Jepang langsung memutuskan akreditasi dan memulangkan empat atlet tersebut ke negara asal.
Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menilai peristiwa ini jadi tamparan keras bagi Ibu Kota, lantaran bisnis prostitusi masih subur. Bahkan, saat Gubernur Anies Baswedan sedang gencar-gencarnya memerangi operasi bisnis tersebut. Namun sayangnya, ketegasan itu hanya dilakukan Anies di awal masa kepemimpinannya.
"Maka inilah yang sering saya katakan bahwa perlu konsistensi dalam setiap langkah dan gerak seorang pemimpin," ujarnya kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Selasa (21/8).
Para atlet basket yang dipaksa untuk pulang dengan biaya sendiri itu masing-masing Takuya Hashimoto, Keita Imamura, Yuya Nagayoshi, dan Takuma Sato. Mereka meninggalkan perkampungan atlet Kemayoran untuk makan di restoran Jepang, setelah sebelumnya bertanding melawan tim basket Qatar, Kamis (16/8).
Di sana mereka bertemu dengan seorang yang tidak diketahui identitasnya, kemudian menginap di hotel dengan pekerja seks komersial. Keempat atlet yang masih menggunakan seragam itu menghabiskan dua jam di bar sebelum membuka kamar hotel dengan empat PSK. Mereka menginap sampai Jumat (17/8) pagi.