"Alur analisis informasi dari peristiwa gempa hingga potensi dan pemodelan tsunami terdeteksi kurang dari lima menit”
Dua layar besar berlatar peta Indonesia terpampang di sisi timur ruang bercat putih berukuran sekira 10X15 meter. Sesekali, tujuh petugas yang tengah duduk di depan komputer masing-masing, menengok di layar utama tersebut untuk mengecek adanya gempa terkini yang mengguncang Indonesia.
Maklum, dari ruang yang terletak di lantai 2 gedung C Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ini, informasi gempa terkini bisa menyebar hingga ke berbagai lembaga dan masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air. Termasuk potensi tsunami yang dipicu oleh gempa tektonik.
“Sekitar sembilan televisi yang mengitari ruangan itu sengaja menampilkan siaran terkini berbagai stasiun televisi, kalau ada gempa pada disiarin atau enggak,” terang Kabid Informasi gempa dan Peringatan Dini Tsunami BKMG, Daryono saat berbincang dengan Alinea, Senin (29/1)
Daryono lalu memaparkan proses informasi sebuah gempa sebelum akhirnya disebar ataupun berujung peringatan dini tsunami. Dimulai dari kejadian gempa yang terekam di layar utama, data gempa lalu dianalisa secara cepat di lima komputer yang dilengkapi dengan decision support system. Jika gempa yang terjadi memicu adanya tsunami, maka analisis data dilanjutkan ke empat komputer yang berada di samping decision support system sekaligus melakukan pemodelan tinggi gelombang tsunami tersebut.
“Alur analisis informasi dari peristiwa gempa hingga potensi dan pemodelan tsunami kurang dari lima menit,” sambungnya.