Saat krisis ekonomi 1998 menghantam, mimpi Habibie mengembangkan pesawat harus terhenti.
Langit Bandung di pagi hari, 10 Agustus 1995 terlihat cerah. Saat itu, pilot penguji Erwin Danuwinata dan co-pilot Sumarwoto berhasil untuk pertama kalinya menerbangkan prototipe pesawat N-250 Gatotkaca di Lapangan Udara Husein Sastranegara.
Pesawat itu terbang di langit Jawa Barat hingga Laut Jawa dengan ketinggian 1.000 kaki selama satu jam, dikawal CN-235 versi MPA dan pesawat latih tempur Soko Galeb.
Ribuan orang yang menyaksikan langsung bersorak-sorai, ada pula yang menyeka air mata haru. Presiden Soeharto dan istrinya, Tien Soeharto, serta para pejabat yang berada di lantai 9 menara kontrol lapangan udara tersenyum lega. Pemirsa televisi dan pendengar radio pun ikut gembira.
Spontan, Tien Soeharto memeluk Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Direktur Utama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Bacharuddin Jusuf Habibie. Hari itu, dunia menyaksikan, Indonesia punya pesawat terbang penumpang pertama, yang digadang-gadang menjadi tulang punggung pesawat komersial di masa depan.
Sebanyak 250 wartawan aneka media, dari dalam maupun luar negeri mengabadikan momen penting dalam industri dirgantara Indonesia itu.