Pekerja migran Indonesia, terutama di Taiwan dan Hong Kong, harus menanggung biaya penempatan kerja yang tak sedikit.
Sejak kehilangan pekerjaan, Ratih—bukan nama sebenarnya—yang sudah berhari-hari tinggal di penampungan pekerja migran Indonesia di Taiwan merasa tak bergairah lagi menjalani hidup. Nasib buruk menimpanya karena ada ancaman dari agen dan majikan. Hal itu membuatnya sejenak mengasingkan diri ke tempat penampungan.
“Sejak bulan enam (Juni) saya sudah tidak bekerja karena kabur dari (rumah) majikan. Saya juga masih ada utang tiga bulan lagi setoran biaya penempatan,” ucapnya kepada Alinea.id, Senin (21/8).
Ratih masih mencari tempat kerja baru. Ia punya kewajiban melunasi biaya penempatan yang dibebani oleh perusahaan penyalur tenaga kerja.
Malang-melintang terlilit utang
Perempuan asal Tangerang, Banten itu datang ke Taiwan pada 27 November 2022, berniat memperbaiki keadaan ekonominya yang morat-marit. Karena tak punya cukup dana bekerja ke Taiwan, Ratih memutuskan menggunakan jasa perusahaan penyalur tenaga kerja yang ada di Bekasi.