Di antara berbagai varian Covid-19, seperti gamma, hingga alpha, hanya delta yang bertahan sangat lama.
Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, krisis akibat varian delta belum selesai. Bahkan, kini varian delta mendominasi semua negara.
“Semua negara mengalami lonjakan (kasus varian) delta. Belum selesai delta dan enggak akan selesai,” ucapnya saat dihubungi reporter Alinea.id, Jumat (3/8).
Ia pun mengingatkan, coronavirus bakal senantiasa bermutasi. Jadi, mutasi virus yang terdeteksi akan dilaporkan sebagai varian of interest yang belum ditentukan apakah berdampak terhadap penularan, diagnostik, vaksinasi, dan imunitas.
“Itu butuh waktu, kalau sudah ada data-datanya, kemudian masuk varian of concern. Nanti, kadang banyak, terus hilang varian of interest itu kalah, ganti sama varian yang bertahan,” tutur Pandu.
Di antara berbagai varian Covid-19, seperti gamma, hingga alpha, hanya delta yang bertahan sangat lama. Mutasi coronavirus bagaikan survival of the battles yang mana kemampuan menular membuatnya bisa bertahan lebih lama. Terkait prediksinya penurunan kasus Covid-19 pada awal 2022, kata dia, merupakan asumsi yang dipengaruhi peningkatan cakupan vaksinasi.