Setiap tahun usai Lebaran, Jakarta dihadapkan dengan persoalan pendatang baru yang mengadu nasib.
“Ya beginilah dukanya merantau,” kata Endang, setelah berbicara sebentar dengan istrinya lewat telepon genggamnya, Kamis (12/5).
Ia melepas rindu sejenak dengan sang istri di kampung halaman di Kuningan, Jawa Barat. Awal pekan ini, usai Lebaran dan pelonggaran mobilitas di masa pandemi, Endang baru tiba di Jakarta. Sejatinya, ia bukan perantau baru di Ibu Kota.
Sejak 1996, ia mengadu nasib di Jakarta, mengawali mencari nafkah menjadi kuli bangunan. Lantas menjadi pelayan di sebuah warung kopi di bilangan Jakarta Selatan.
Namun, ia harus kembali ke kampung halamannya ketika pandemi Covid-19 melanda dua tahun lalu. Saat itu, ia terpaksa dirumahkan karena pendapatan warung kopi tempatnya bekerja merosot.
“Karena butuh uang, bapak ya terpaksa ke Jakarta lagi,” ujar pria 51 tahun tersebut, berbincang dengan reporter Alinea.id di warung kopi tempatnya bekerja di bilangan Jakarta Selatan.