Hadir juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Kasal Laksamana Yudo Margono.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) TB Hasanuddin menyebut rekannya, Effendi Simbolon memiliki tugas lain saat rapat kerja dengan Menteri Pertahanan dan TNI hari ini di Senayan, Jakarta, Senin (26/9). Effendi Simbolon sendiri absen dalam rapat kerja yang dihadiri Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman tersebut.
Selain itu, hadir juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Kasal Laksamana Yudo Margono. Sementara Kasau diwakilkan oleh Wakasau Marsekal Madya TNI A. Gustaf Brugman.
"Menurut Ketua Fraksi Pak Utut (Adianto) ditugaskan oleh fraksi," ujar TB Hasanuddin di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/9).
TB Hasanuddin tidak menjelaskan secara detail tugas yang diberikan fraksi PDIP kepada Effendi Simbolon sehingga absen raker. Dia pun memastikan bahwa relasi antara Jenderal Andika dan Jenderal Dudung baik-baik saja dan TNI solid.
"Memang tidak ada masalah, TNI dalam pandangan saya solid," ucap dia.
Menurutnya, merupakan hal yang wajar jika masih ada perbedaan antara diskusi dan aplikasi di lapangan.
"Bahwa ada perbedaan-perbedaan dalam diskusi dan dalam aplikasi di lapangan, itu hal biasa di kehidupan militer. Saya 35 tahun menjadi prajurit TNI, jadi itu dinamika, nggak usah dibesar-besarkan, nggak usah dipanjang-panjangkan," imbuh TB Hasanuddin.
Diketahui, Effendi Simbolon sempat menyoroti soal kurang harmonisnya hubungan antara Andika dan Dudung dalam raker sebelumnya. Bahkan, Effendi menyinggung soal ketidakpatuhan TNI kepada pimpinannya dan menyebutkan TNI seperti gerombolan yang melebihi ormas.
Pernyataan keras Effendi diprotes banyak prajurit TNI dan menuntut Effendi meminta maaf. Selain itu, muncul juga video Jenderal Dudung yang meminta prajurit TNI melayangkan protes ke Effendi atas pernyataannya yang menyebutkan TNI seperti gerombolan.
Effendi akhirnya menyampaikan permintaan maafnya kepada TNI terutama Panglima Andika dan Kasad Dudung. Permohonan maaf diterima oleh Jenderal Andika dan Jenderal Dudung.