Pemerintah tidak boleh abai soal indeks pembangunan nasional yang harus ditingkatkan. Misalnya, urusan riset dan inovasi.
Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas yang jatuh tepat pada hari ini (2/5) menjadi momen menagih kembali janji pemerintah terkait pendidikan. Sejumlah pekerjaan rumah (PR) harus segera dituntaskan Pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla, apabila tidak benar-benar diperbaiki dan dipenuhi khawatir sumber daya manusia (SDM) Indonesia justru makin tertinggal.
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menyebut bahwa kondisi pendidikan nasional hari ini masih jauh dari ideal. Adapun sejumlah PR pemerintah pada peringatan Hardiknas antara lain: Pertama, menghadirkan siswa didik yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia di tengah perkembangan teknologi informasi dan media sosial yang masif dan eksesif yang membawa budaya liberal, sekuler, bahkan bebas nilai serta jauh dari agama.
Kedua, ketertinggalan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi lewat desain kurikulum dan materi ajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman yang terus berkembang. Ketiga, yang tidak kalah penting adalah pemerataan pendidikan dari sisi kurikulum maupun infrastruktur pendidikan ke seluruh wilayah Indonesia.
Maka, percepatan pencapaian pendidikan di berbagai daerah, terutama luar Jawa mutlak menjadi target dan prioritas pemerintah. Keempat, memastikan kesejahteraan guru, dosen dan tenaga kependidikan telah terpenuhi.
Dari semua PR yang belum tuntas tersebut, Pemerintah juga jangan abai soal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang harus ditingkatkan. Misalnya, terkait kemampuan riset dan inovasi yang dihasilkan dunia pendidikan tinggi juga masih kalah dibandingkan negara-negara lain termasuk di kawasan Asia Tenggara.