Keluarga korban KM Sinar Bangun telah merelakan dan ikhlas atas kecelakaan kapal tenggelam di Danau Toba.
Ratusan keluarga larut dalam kekhusyukan pada ritual keagamaan doa bersama untuk korban kapal tenggelam, di seputaran Pelabuhan Tiga Ras, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara pada Selasa (3/7). Umat Islam beribadah membaca surat Yasin dan Shalat Ghaib di atas perbukitan, sedangkan Kristiani tabur bunga dan kebaktian di pinggir dermaga.
Kegiatan itu bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun yang turut prihatin dan duka atas peristiwa tersebut. Pemkab juga memulai pembangunan monumen berbentuk kapal yang dilengkapi prasasti nama-nama para penumpang KM Sinar Bangun.
Monumen setinggi delapan meter menghadap arah Simanindo Kabupaten Samosir, panjang kapal tujuh meter dengan lebar tiga meter. Monumen ini bakal menjadi penanda bagi keluarga korban dan keturunannya, apabila suatu waktu ingin menabur bunga. Hari ini menjadi peletakan batu pertama untuk pembangunan monumen tersebut.
Sekaligus pengingat bagi elemen masyarakat, khususnya pelaku usaha angkutan umum untuk tetap mengutamakan keselamatan penumpang, sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi.
Bupati Simalungun, JR Saragih berharap kegiatan yang dilaksanakan bersamaan dengan berakhirnya masa pencarian tim gabungan SAR, dapat meringankan kesedihan keluarga korban. Saragih menambahkan santunan bagi keluarga korban meninggal dan selamat akan diberikan mulai esok sampai 10 hari kedepan.