Jika bulan baru terlihat perukyat beberapa saat setelah maghrib tiba (qobla ghurub), maka pada petang ini ditetapkan sudah memasuki 1 Syawal
Sidang isbat atau penentuan jatuhnya Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1440 Hijriyah akan digelar pada Senin (3/6) sebelum waktu salat maghrib berlangsung di kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin masih terjadwal akan memimpin sidang yang diikuti para ulama, tokoh organisasi kemasyarakatan Islam, pakar astronomi, delegasi negara sahabat, dan unsur terkait lainnya.
Kegiatan sidang isbat itu diawali paparan secara terbuka mengenai posisi bulan sabit baru (hilal) berdasarkan data astronomi (falak) oleh pakar astronomi. Kegiatan dilanjutkan dengan salat maghrib, kemudian dilakukan sidang tertutup. Setelah itu, hasil sidang isbat akan diumumkan dalam jumpa pers.
Sebelumnya, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Agus Salim mengatakan Kemenag menyebar para pemantau hilal di 105 titik di seluruh Indonesia.
Dalam menetapkan jatuhnya Lebaran, Kemenag memadukan dua metode, yaitu melalui perhitungan astronomi (hisab) untuk menentukan posisi pasti hilal. Kemudian akan didapatkan perkiraan letak bulan baru dan dikonfirmasi dengan melihat hilal secara langsung (rukyat).
Jika bulan baru terlihat perukyat beberapa saat setelah maghrib tiba (qobla ghurub), maka pada petang ini ditetapkan sudah memasuki 1 Syawal. Artinya, masyarakat Indonesia akan merayakan Lebaran pada Selasa (4/6) atau puasa berlangsung selama 29 hari versi pemerintah.
Sementara itu, jika hilal tidak disaksikan para perukyat, maka pada Senin petang ditetapkan sebagai malam 30 Ramadan. Dengan kata lain, 1 Syawal jatuh pada Rabu (5/6) atau pada Senin petang masyarakat Muslim masih melanjutkan prosesi amalan puasa seperti tarawih, dan pada Selasa (4/6) umat Muslim di Indonesia masih berpuasa. Dengan begitu, jumlah hari puasa pada bulan Ramadhan tahun ini adalah 30 hari versi pemerintah. (Ant).