Pemerintah masih menyelesaikan revisi Perpres dan Permenkes untuk dasar pengaturan vaksin booster.
Pemerintah sedang melakukan proses evaluasi vaksin booster homolog dari tiga produsen (Pfizer, Sinovac, dan Astra Zeneca) di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan juga kemungkinan proses evaluasi vaksin heterolog.
"Kajian heterologous sedang berproses dan diharapkan selesai pada pertengahan Januari 2022. Pemberian booster secara heterologous akan dilakukan setelah data kajian selesai sebagai dasar pemberian EUA BPOM," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam Konferensi Pers Ratas Evaluasi PPKM, Senin (20/12).
Untuk vaksin booster ini, rencananya juga menggunakan vaksin Merah Putih, vaksin Nusantara, vaksin BUMN, dan vaksin Kerja Sama Produksi Dalam Negeri, seperti yang dikembangkan oleh Unair & PT Biotis, Biofarma & Baylor College of Medicine, Kalbe Farma & Genexine, serta J Bio & Anhui Zhifei.
“Vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara akan terus didorong percepatannya, sehingga akan dapat digunakan juga sebagai vaksin booster mulai pertengahan tahun depan. Pemerintah masih menyelesaikan revisi Perpres dan Permenkes untuk dasar pengaturan vaksin booster, termasuk mengenai harga, distribusi dan pelaksanaan vaksinasi booster tersebut,” ucap Menko Airlangga.
Untuk rata-rata nasional, pencapaian vaksinasi dosis-1 yaitu 72,9%, dan dosis-2 adalah 51,4%. Wilayah luar Jawa Bali menyumbang 53,9% laju rata-rata harian vaksinasi nasional. Di sisi lain, masih terdapat 17 provinsi yang capaian vaksinasi dosis-1 masih di bawah 70%, dan ini perlu didorong percepatannya, terutama untuk Provinsi Papua.