Saat ini hanya bisa disediakan 20.725 liter per detik dengan kebocoran (non revenue water/NRW 44%).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan dua strategi untuk pemenuhan hak atas air bersih 100% hingga tahun 2030. Saat ini layanannya baru mencakup 64%.
Kepala Seksi Perencanaan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Elisabeth Tarigan, menyatakan, bahwa kebutuhan air bersih di Jakarta 32.865 liter per detik (lps), sementara saat ini hanya bisa disediakan 20.725 liter per detik dengan kebocoran (non revenue water/NRW 44%).
"Jadi ada gap 36% dengan kebutuhan tambahan pasokan air 12.140 liter per detik. Lalu, diinginkan ada penghematan kebocoran agar bisa mencapai angka 26%," ucap Elisabeth dalam diskusi virtual Balkoters Talk Pelayanan Merata Air Minum Jakarta, Rabu (1/9).
Untuk mencapai target tersebut, Elisabeth menyebutkan, bahwa Pemprov DKI Jakarta memiliki strategi internal dan regional dalam pemenuhan kebutuhan air bersih perpipaan.
Untuk strategi regional, Elisabeth menerangkan, DKI akan memaksimalkan kapasitas suplai air dari SPAM Jatiluhur 1 Hulu (4.000 lps), SPAM Djuanda Hulu (3.500 lps), SPAM Karian Hulu (3.200 lps), SPAM Pesanggrahan (750 lps), Spam Komunal Tersebar (200 lps), serta penurunan NRW dari 44 persen menjadi 26%.