Puskesmas-puskesmas di Jakarta masih kekurangan alat perlindungan diri (APD).
Ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan di tingkat puskesmas masih jadi persoalan yang menghambat penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal itu setidaknya tergambar dari data survei yang dirilis lembaga Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) awal November lalu.
Dari 41 puskesmas di DKI Jakarta yang disurvei, sebanyak 18 puskesmas atau sekitar 43% mengaku mencuci ulang APD yang mereka gunakan sehari-hari. Padahal, APD umumnya hanya diperbolehkan sekali pakai.
Hasil survei juga menunjukkan sebanyak 66% puskesmas yang menjadi responden masih mengalami keterbatasan masker N95, sekitar 43% kekurangan gaun medis, dan 40% kekurangan masker bedah.
"Kondisi keterbatasan APD diketahui terjadi antara lain di Puskesmas Cempaka Putih, Puskesmas Cililitan, dan Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok," kata Direktur Kebijakan CISDI Olivia Herlinda dalam surat elektronik yang diterima Alinea.id, belum lama ini.
Dari periode Maret hingga Desember 2020, tim mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat sudah ada 363 tenaga medis yang meninggal karena terinfeksi Covid-19. Rinciannya, sebanyak 202 dokter, 15 dokter gigi, dan 146 perawat.