Terjadi penurunan hutan seluas 2085 hektare dan peningkatan kawasan pemukiman 420 hektare di wilayah Kota Batu.
Banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur, menyentak banyak orang. Banyak yang heran bagaimana wilayah yang berada di ketinggian 862 meter di atas permukaan air laut itu dilanda banjir bandang.
Namun, kejadian itu tidak mengherankan bagi M. Rokhis Khomarudin. Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh. Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa itu menjelaskan, dari data-data yang dia kantongi banjir bandang mudah dijelaskan.
Rokhis menuturkan, hasil analisis berupa informasi pemetaan dari satelit menunjukkan adanya penurunan luasan hutan dari tahun 1995 hingga 2021. Data-data itu ia sampaikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), institusi yang menangani bencana.
"Terjadi penurunan hutan seluas 2085 hektare, penurunan sawah seluas 2295 hektare, peningkatan kawasan pemukiman 420 hektare, dan peningkatan luas perkebunan sebesar 3939 hektare," kata Rokhis, dilansir dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional, Selasa (9/11).
Banjir bandang di Kota Batu, Kamis (4/11) lalu, menelan tujuh korban meninggal. Dampak kerugian sementara hingga saat ini ialah 89 kepala keluarga, 35 rumah rusak, 33 rumah terendam lumpur, 7 unit mobil, 73 unit sepeda motor, 107 ekor hewan ternak dan 10 kandang rusak.