Flu Spanyol diperkirakan renggut nyawa 50-100 juta orang.
Pandemi Flu Spanyol yang terjadi di tengah kecamuk Perang Dunia I membuat negara-negara Eropa yang terlibat perang cenderung merahasiakan. Padahal korban Flu Spanyol (diperkirakan 50-100 juta orang) jauh lebih banyak ketimbang perang yang berlangsung dari 1914-1918 (18 juta orang).
Disisi lain, pandemi Flu Spanyol turut terlupakan lantaran berbagai negara lebih menaruh perhatian pada Perang Dunia I.
Sejarawan pandemi Tubagus Arie Rukmantara mengatakan, pandemi Flu Spanyol yang juga merupakan urusan kesehatan publik teralihkan dan terlupakan berbagai gerakan revolusi.
Fokus berbagai negara kala itu juga teralihkan dengan ilusi pertumbuhan ekonomi hingga kemajuan teknologi dan industri pada 1930-an, tak terkecuali Hindia Belanda.
Menurut Arie, setelah berhasil mengatasi depresi besar atau zaman malaise pada 1930-an, produktivitas berbasis kuantitatif kembali digencarkan.