Pengaturan kunjungan wisatawan dilakukan untuk mengurangi kelebihan kapasitas terhadap kawasan wisata komodo.
Mengantisipasi kerusakan lingkungan yang terjadi karena kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo seperti sampah hingga ekosistem laut, perlu dilakukan pembatasan kedatangan wisatawan.
Pekan ini, sejumlah pemberitaan di media massa menyoroti banyaknya sampah yang tercecer di kawasan wisatawan tersebut. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) bahkan menyoroti sampah yang ditemukan di bawah laut. Padahal, pemandangan bawah laut Pulau Komodo terbilang indah kerap menjadi tujuan utama wisatawan datang.
Agar terhindar dari kerusakan lingkungan yang makin parah dan membuat habitat satwa komodo terancam,
Pengamat Ekonomi James Adam mengusulkan adanya jadwal kunjungan wisatawan. Salah satu formulasi yang dapat diterapkan otoritas lewat pembagian waktu atau seperti pola shift.
Sehingga wisatawan tidak membeludak masuk serentak ke kawasan wisata Komodo. Agar tidak terjadi kelebihan kapasitas atau overcapacity terhadap kawasan wisata Komodo. Jumlah kunjungan yang semakin membeludak dikhawatirkan akan berdampak pada lingkungan atau habitat satwa purba Komodo itu.
Pembagian jumlah dan waktu ditata secara baik sesuai dengan daya dukung kawasan yang ada. Meskipun diakui James kalau membatasi jumlah wisatawan tidak sejalan dengan rencana pemerintah yang gencar membangun sektor pariwisata.