Kasus-kasus kekerasan seksual juga ternyata marak di perguruan tinggi berbasis agama.
Pesan-pesan tak senonoh mulai sering masuk ke ponsel mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri itu saat perkuliahan sudah memasuki semester ke-5. Tak hanya sekadar rayuan gombal, pesan bernada melecehkan juga diterima sang mahasiswi.
"Andai saya belum punya istri, saya mau nikahin kamu," kata si pengirim pesan dalam salah satu pesan teks yang masuk ke ponsel si mahasiswi.
Pesan lainnya yang masuk lebih kurang ajar: "Mau bercinta?" tulis si pengirim pesan.
Ketika itu, ia hanya bisa diam. Syahdan, satu semester berlalu. Sang mahasiswi kini memasuki pengujung masa kuliah dan sibuk menyusun tugas akhir. Sang mahasiswi siap meninggalkan kampus dan melupakan trauma pelecehan seksual yang dia alami.
Nahas, sang pengirim pesan tak senonoh itu ternyata ditunjuk dosen pembimbing skripsi sang mahasiswi. Yang ditakutkan pun terjadi. Dalam salah satu bimbingan, sang mahasiswi "dipaksa" datang sendirian ke rumah sang dosen.