Nasional

Regenerasi pecatur terbentur anggaran dan turnamen internasional

Sejak polemik Dewa Kipas, catur kembali populer. Namun, bagaimana soal regenerasi atletnya?

Senin, 29 Maret 2021 08:55

Aditya Bagus Arfan, 14 tahun, mulai tertarik dengan permainan catur sejak usianya baru menginjak lima tahun. Saat itu, ia melihat kakeknya bermain catur di pos ronda di kampung halamannya di Kuningan, Jawa Barat.

Ia lantas diajarkan kakeknya bermain catur. Setelah pulang ke Jakarta, ia meminta kepada ayahnya untuk dibelikan catur dan mulai rajin latihan.

“Saya kaget, kok Aditya jadi jago banget main catur setelah pulang dari Kuningan,” kata ayah Aditya, Eka, saat dihubungi reporter Alinea.id, Kamis (25/3).

Eka tak menyia-nyiakan bakat terpendam anaknya. Ia kemudian memasukkan Aditya ke Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA), agar bisa bermain lebih profesional.

“Setelah saya masukkan ke SCUA, kemajuan Aditya signifikan sekali,” ujar Eka.

Kudus Purnomo Wahidin Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait