Akun @DokterVall menyebut, Sunardi telah menderita stroke dan harus menggunakan tongkat untuk menunjang aktivitasnya.
Penembakan terhadap terduga teroris bernama Sunardi yang merupakan seorang dokter, viral di media sosial. Warganet meramaikannnya dengan tagar #PrayForDokterSunardi karena menganggap tindakan yang dilakukan oleh petugas tidak manusiawi karena sang dokter mengidap stroke.
Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan, penindakan yang dilakukan oleh anggotanya karena Sunardi melakukan perlawanan bukan secara fisik, namun membahayakan sekitar termasuk petugas.
"Tersangka melakukan perlawanan bukan dengan fisiknya. Tersangka menabrakkan kendaraannya kepada petugas yang menghentikannya dan kendaraan petugas tersebut. Kemudian melarikan diri dan menabrak beberapa kendaraan milik masyarakat yang kebetulan berada di jalan tersebut juga," kata Aswin kepada Alinea.id, Jumat (11/3).
Warganet Twitter dengan akun @DokterVall menyebut, Sunardi telah menderita stroke dan harus menggunakan tongkat untuk menunjang aktivitasnya. Ia pun mengutuk penindakan dari Densus 88 yang dianggap membunuh pejuang kemanusiaan.
"Fakta....almarhum Sunardi sudah menderita Stroke lama, butuh tongkat untuk aktifitas Layakkah beliau dibunuh seperti itu? Kami mengutuk kalian yang jika memang telah sengaja membunuh seorang pejuang kemanusiaan yang baik," cuitnya di Twitter, Kamis (10/3).