"Saya merasa dijebak dengan sebuah tindakan yang tidak pernah saya duga, saya pikirkan, saya rencanakan."
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Rommy mengaku merasa dijebat atas penangkapan terhadap dirinya. Ia ditangkap oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Jawa Timur (Jatim) pada Jumat (15/3).
"Saya merasa dijebak dengan sebuah tindakan yang tidak pernah saya duga, saya pikirkan, saya rencanakan. Bahkan firaaat pun tidak. Itulah mengapa saya menerima sebuah permohonan silaturahim di sebuah lobi hotel yang sangat terbuka dan semua tamu bisa melihatnya," tulis Rommy dalam surat terbuka tulisan tangan, yang diterima reporter Alinea.id di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (16/3).
Menurut Romy, penangkapannya oleh KPK sudah menjadi risiko karena menjadi juru bicara koalisi, yang menginginkan Indonesia tetap dipimpin oleh paham nasionalisme-religius yang moderat. Kejadian ini juga menunjukkan sulitnya menjadi salah satu public figure, yang sering menjadi tumpuan aspirasi tokoh-tokoh agama atau tokoh-tokoh masyarakat dari daerah.
Oleh karena itu, Romy memohon maaf dan meminta doanya kepada Tim Kampaye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin dan rekan-rekannya dari PPP. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada keluarga besarnya dan masyarakat Indonesia umumnya.
"Inilah risiko pribadi saya sebagai pemimpin yang harus saya hadapi dengan langkah-langkah yang terukur dan konstitusional, dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah," katanya.