Rumah dibangun di Kabupaten Lembata 700 unit dan sisanya di Kabupaten Flores Timur.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan 1.000 rumah bagi korban banjir di Nusa Tenggara Timur (NTT) rampung pada September 2021. Lokasinya berada di Kabupaten Lembata 700 unit dan 300 lainnya di Kabupaten Flores Timur.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menyatakan, rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah terdampak banjir NTT tidak hanya membangun kembali hunian yang rusak, tetapi mendirikan ulang permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
"Pendekatannya adalah build back better; tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya," ujarnya.
Hunian tetap (huntap) tersebut dibangun dengan teknologi rumah instan sederhana sehat (risha) dengan tipe 36 tunggal. Kualitas bangunan diklaim tahan gempa dan sesuai standar nasional Indonesia (SNI).
Bantuan rumah risha di Lembata disalurkan di Desa Waisesa I dan Desa Getto dengan anggaran senilai Rp85,5 miliar. Saat ini, dalam proses pematokan, pembersihan (clearing), dan pematangan lahan seluas 7,9 ha untuk Waisesa I dan 6,04 ha di Getto.