Perumusan itu hanya dilakukan karena wabah Covid-19 yang sempat melanda. Akhirnya, hanya menunjukan lemahnya sistem kesehatan nasional.
Nalsali Ginting dari organisasi mahasiswa ISMKMI memandang, perumusan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan Omnibus Law, belum memenuhi paradigma kesehatan. Komitmen pemerintah perbaikan yang digadang Kementerian Kesehatan belum tuntas.
Nalsali mengatakan, perumusan itu hanya dilakukan karena wabah Covid-19 yang sempat melanda. Akhirnya, hanya menunjukan lemahnya sistem kesehatan nasional.
“Ini tidak diprioritaskan dari hulunya dan hilirnya,” katanya dalam siaran daring, Konferensi Pers Bersama: Penolakan RUU Omnibus Law Kesehatan, Rabu (5/7).
Sayangnya, kata Nalsali, RUU ini belum menjawab juga transformasi kesehatan dalam paradigma kesehatan, baik promotif maupun preemtif. Dalam RUU juga belum memuat secara tegas apakah pelayanan kesehatan bisa mengedepankan hal tersebut.
Terlebih, masih belum juga pengendalian lingkungan untuk mencegah timbulnya penyakit juga belum dioptimalkan. Ini dianggap hanya sekedar formalitas.