Vaksin booster akan digunakan sebagai persyaratan terkait sejumlah kegiatan masyarakat.
Tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia menjadi perhatian. Upaya pengendalian terus digencarkan, termasuk disiplin menaati protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi dosis lengkap maupun booster.
Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, cakupan vaksin booster nasional baru sebanyak 24%. Ini menunjukkan peningkatan cakupan vaksin booster masih belum signifikan meski sudah berjalan selama enam bulan.
"Sejak dimulai pada Januari 2022, progres vaksin booster terbilang lebih lambat dibanding dosis 1 dan 2," kata Wiku dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia yang dipantau melalui saluran YouTube BNPB Indonesia, Jumat (1/7).
Wiku mengatakan, cakupan vaksinasi dosis 1-2 dapat meningkat 60% dalam kurun waktu enam bulan, yakni antara Juni hingga Desember 2021. Namun, dalam kurun waktu yang sama, cakupan vaksin booster baru meningkat sebesar 20%.
Hanya enam dari 34 provinsi yang cakupan vaksin boosternya di atas 30%. Keenam provinsi tersebut yaitu Bali dengan cakupan di atas 50%, disusul DKI Jakarta dan Kepulauan Riau dengan cakupan di atas 40%. Kemudian, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur mencatat cakupan vaksin booster di atas 30%.