Nasional

“Semenjak ada pertambangan, perlahan pertanian kami mati…”

Ketahanan pangan di beberapa daerah terancam keberadaan pertambangan. Warga pun kehilangan penghidupan.

Sabtu, 05 Maret 2022 15:46

Setelah lahan pertanian di desanya disulap menjadi kawasan pertambangan nikel, Herenemus Takuling merasa harga bahan pangan kian mencekik. Dahulu, ia tinggal memetik tomat dan kelapa di ladang. Kini, ia harus membeli.

“Dulu, saya pikir operasi tambang di tempat kami enggak akan sampai benar-benar melenyapkan lahan pertanian,” ujar warga Desa Lelilef Sawai, Halmahera Tengah, Maluku Utara itu kepada Alinea.id. Selasa (1/3).

Pria yang akrab disapa Nemu itu mengatakan, persoalan pangan di kampung halamannya mulai menjadi masalah serius. Usai lahan beralih fungsi menjadi pertambangan nikel, warga pun tak punya penghasilan memadai untuk membeli kebutuhan pangan.

“Banyak petani di sini kehilangan mata pencaharian,” ucap Nemu.

Lingkungan rusak, mata pencaharian hilang

Kudus Purnomo Wahidin Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait