Warga hanya mengandalkan pasokan air dari tangki mobil-mobil pengangkut air yang dikirim Pam Jaya.
Rumah Revline Febrianti di Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara, kembali "gaduh", Minggu (18/9) sore itu. Delapan warga RT 09 RW 07 Marunda Kepu, semuanya emak-emak, menyambangi rumah Febrianti. Seperti biasa, mereka curhat soal situasi "darurat" air bersih di rumah tangga masing-masing.
Febrianti menghadapi mereka di samping rumah. Wakil Ketua RT 09 RW 07 itu bersender pada sebuah meja. Tamu-tamu perempuan duduk di sekeliling Febrianti. Satu per satu keluhan rutin soal air bersih keluar dari mulut mereka.
"Air saya sudah mau habis. Tinggal seember lagi. Buat sekali pakai nyuci baju juga habis," kata salah satu perempuan yang duduk tak jauh dari Febrianti.
Sejak enam bulan lalu, air bersih memang tak lagi mengaliri kawasan yang dikenal sebagai kampung nelayan itu. Akses air bersih diputus oleh Koperasi Air Timur Jakarta (ATJ) selaku pengelola. ATJ berada di bawah kendali PT Aetra Air Jakarta sebagai perusahaan penyuplai air bersih di sebagian wilayah Jakarta Utara.
"Air bersih di sini kebutuhan dasar karena kita enggak punya air tanah. Ada air laut, tapi mana bisa untuk keperluan sehari-hari," ujar Febrianti saat berbincang dengan Alinea.id.