Vorwata EGR-CCUS akan menjadi proyek EGR-CCUS pertama di Indonesia dan diharapkan akan mulai beroperasi di tahun 2026 atau 2027.
SKK Migas tengah menyusun roadmap untuk pengelolaan lingkungan industri hulu migas di masa depan dengan tetap mendukung pencapaian target pembangunan rendah karbon (RPK). Penyusunan dilakukan dalam rangka pencapaian target produksi migas di tahun 2030.
Agar perencanaan dilaksanakan secara efektif, saat ini SKK Migas sedang melakukan benchmarking dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya untuk melihat potensi strategi guna mencapai target-target tersebut.
“Saat ini kami sedang melakukan kajian melalui benchmarking potensi kegiatan dan strategi yang akan dilakukan. Hasil benchmarking akan digunakan untuk menyusun roadmap, sehingga dapat diketahui prioritas utama strategi untuk penurunan emisi karbon dalam rangka The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 (IOG 2021), Senin (29/11).
Adapun roadmap tersebut ditargetkan telah dapat diselesaikan oleh SKK Migas dalam waktu 3 (tiga) hingga 4 (empat) bulan ke depan. Sehingga lembaga yang dipimpinnya bersama para stakeholder dapat bekerjasama mendukung pelaksanaan program yang akan dilakukan KKKS secara maksimal.
Dwi mengungkapkan, bahwa saat ini pihaknya telah memiliki 6 (enam) strategi untuk mengawal industri hulu migas di era rendah karbon, yakni penerapan kebijakan dan regulasi yang dapat mendukung penerapan rendah karbon; Pengelolaan energi; zero routine flaring; mengurangi emisi kebocoran; penghijauan dan CCS/CCUS. Sementara itu, salah satu program yang telah masuk ke dalam Key Performance Indicator (KPI) SKK Migas yaitu program penghijauan.