Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 dengan tujuan membantu petani agar siap menghadapi masa tanam Oktober–Maret 2019/2020.
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) bersama dengan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB), sejak 2018 telah merintis pengembangan Smart Farming 4.0 di Kabupaten Situbondo yang merupakan salah satu daerah tertinggal.
Smart Farming 4.0 merupakan metode pertanian cerdas berbasis teknologi, dimana terdapat beberapa teknologi yang digunakan, di antaranya agri drone sprayer (drone penyemprot pestisida dan pupuk cair), drone surveillance (drone untuk pemetaan lahan) serta soil and weather sensor (sensor tanah dan cuaca). Kunci utama dalam penerapan metode Smart Farming 4.0 pada data yang terukur. Oleh karena itu, seluruh kegiatan tersebut terintegrasi dengan aplikasi berbasis android RiTx.
Kabupaten Situbondo dipilih menjadi salah satu pilot project karena memiliki potensi pertanian yang besar dengan lahan yang luas. Pilot project dilaksanakan di 250 hektare lahan dengan dukungan satu unit soil and weather sensor.
Sebagai bentuk tindaklanjut keberhasilan pada pilot project tersebut, PT MSMB bersama dengan BNI melanjutkan model pengembangan pertanian presisi ini di Situbondo melalui kegiatan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0.
"Kabupaten Situbondo sudah seharusnya berkembang melalui potensi besar yang mereka miliki, baik itu pada sektor pertanian dan perkebunan. Teknologi Smart Farming 4.0 membantu mengoptimalkan hasil pertanian dan perkebunan yang ada. Contohnya terkait komoditas mangga yang banyak di Situbondo. Melalui teknologi ini, kita bisa mengetahui berapa ribu pohon mangga di Situbondo. Kondisinya seperti apa, kapan berbunga, kapan panen dan sebagainya. Sehingga kita bisa prediksi dan itu akan memudahkan Dinas Pertanian untuk mengatur logistiknya dan dijual kemana" jelas Dirjen PDT Kemendesa PDTT Samsul Widodo saat memberikan sambutan.