Nasional

TNI-Polri versus OPM di kawasan PT Freeport

Aparat menegaskan kelompok bersenjata tengah menyandera warga. Pendekatan persuasif pun dilakukan untuk membebaskan para sandera.

Senin, 13 November 2017 12:44

Hingga kini, konflik di kawasan PT Freeport, Papua masih memanas. produsen tembaga terbesar di dunia itu tengah bergulat dengan masalah perburuhan di Grasberg dan sebuah perselisihan dengan pemerintah Indonesia terkait hak atas tambang tersebut.

Namun, belum kelar persoalan itu, ratusan personil gabungan TNI-Polri, tengah bersiap menyerang lima desa yang diduga dikuasai oleh organisasi Papua Merdeka (OPM) di dekat kawasan pertambangan PT Freeport. Aparat keamanan menyebut, sekitar 100 pemberontak telah melakukan penyiksaan terhadap warga setempat sejak mengambil alih wilayah itu pada beberapa hari lalu.

Bahkan, pada Minggu (12/11) kemarin, Kapolda Papua, Irjen Boy Rafli Amar mengeluarkan maklumat terkait kondisi di wilayah tersebut. Ia mengintruksikan agar seluruh masyarakat sipil yang membawa, memiliki, dan mempergunakan senjata api secara ilegal untuk menyerahkan diri ke aparat.

Maklumat itu pun dicetak dalam bentuk brosur dan disebarluaskan melalui udara. Boy mengungkapkan, para penyandera yang didefinisikan sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB) itu juga menahan karyawan PT Freeport dan menggunakan alat berat untuk merusak jalan menuju Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

"Memang betul ada laporan tentang karyawan PT Freeport yang disandera KKB bersama kendaraan berat jenis eksavator milik perusahaan yang kini digunakan untuk merusak jalan dari Utikini ke Banti," terang Boy sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (13/11).

Hingga kini, Boy menyebut KKB masih membatasi aktivitas warga sipil di Banti dan Kimberly, Distrik Tembagapura. Polisi pun masih berupaya membebaskan warga sipil melalui cara persuasif dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.

"Para sandera (warga sipil) hanya diizinkan berada di sekitar lokasi yakni di kampung Kimberly dan Banti," sambungnya.

Pendapat senada diungkapkan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Mulyono. Ia memastikan pasukan TNI dan Polri mendekati kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua yang melakukan penyanderaan dengan cara persuasif.

"Kami melakukan pendekatan dengan cara persuasif, jadi tidak menggunakan cara kekerasan," jelas Mulyono.

Syamsul Anwar Kh Reporter
Syamsul Anwar Kh Editor

Tag Terkait

Berita Terkait