Diksi-diksi yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya dianggap mengancam masyarakat.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyoroti diksi-diksi berbahaya dari narasi yang dikemukakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pidato Visi Indonesia di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu, (16/7).
Kepala Divisi Politik Walhi, Khalisa Khalid, mengungkapkan setidaknya ada dua diksi yang berbahaya bagi masyarakat yang disampaikan Jokowi. Khususnya masyarakat atau aktivis yang kerap memperjuangkan isu lingkungan hidup. Diksi-diksi itu terletak dalam pernyataan presiden terkait keberlangsungan investasi.
“Pertama itu, jadi menurut Jokowi, siapa pun yang menghambat investasi, atau menjadi kendala untuk masuknya investasi ke Indonesia maka harus dihajar, dikejar. Diksi-diksi ini sangat mengancam,” kata Khalisa di Jakarta Selatan pada Selasa, (16/7).
Menurut Khalisa, ketika diksi tersebut digaungkan, ia khawatir masyarakat yang akan menjadi korban. Praktik tersebut secara historis telah terjadi sejak zaman Orde Baru (Orba). Bahwa stigma penghambat investasi atau pembanguna selalu tersemat pada masyarakat yang memperjuangkan lingkungan hidup atau hak agraria untuk kehidupannya.
Para korban tersebut biasanya menimpa masyarakat adat, petani, nelayan, dan kelompok-kelompok yang selama ini berjuang agar lingkungan hidup tak dirusak atau dirampas untuk kepentingan investasi. Mereka inilah, kata Khalisa, yang selalu distigma sebagai penghambat pembangunan investasi.