Tingkat kematian balita di Indonesia terbanyak diakibatkan penyakit yang dibawa oleh air dan udara, seperti kista, hingga diare.
Kualitas air alami di Indonesia tidak layak untuk dikonsumsi. Demikian ditegaskan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Nasional, Nur Hidayati.
Bahkan, menurut dia, tingkat kematian balita di Indonesia terbanyak masih diakibatkan penyakit yang dibawa oleh air dan udara, seperti kista, hingga diare. Padahal, dari segi kuantitas, Indonesia semestinya tidak kekurangan sumber-sumber air tawar untuk digunakan dalam kebutuhan sehari-hari.
Di sisi lain, kawasan perkotaan di Indonesia sudah dikepung polusi udara. Persoalan lingkungan hidup sangat dekat warga kota, karena ketika keluar rumah sudah pasti menghirup udara kotor.
"Sebenarnya aneh juga kalau ada orang yang tidak percaya krisis iklim, krisis lingkungan hidup itu sudah terjadi. Fakta-fakta terkait turunnya kualitas lingkungan hidup kita sebenarnya sudah kita rasakan. Bukan lagi di depan mata, tetapi sudah kita alami," ucapnya dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (24/2).
Menurut dia, ketidaksadaran warga terkait penurunan kualitas lingkungan hidup disebabkan saat ini terjadi normalisasi suatu kondisi yang seharusnya buruk, tetapi sudah dianggap niscaya atau hal normal.