Resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi karena protokol pengobatan yang sembarangan sehingga infeksi pasien kian parah.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, menyebut, resistensi antibiotik akibat mikroba (antimicrobial resistance/AMR) merupakan silent pandemic. Pangkalnya, angka kematian yang ditimbulkan tergolong cukup tinggi.
"[Sekitar] 1,2 juta kematian itu terjadi karena antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu,'' ujarnya usai penutupan pertemuan side event AMR di Bali, Rabu (24/8).
Resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi karena protokol pengobatan yang sembarangan. Akibatnya, infeksi pada pasien kian parah sehingga angka kematian tinggi.
Resistensi antibiotik akibat mikroba bisa berasal dari hewan dan tumbuhan. Dante menyoroti pendekatan one health dalam merespons masalah ini.
"Ternyata banyak sekali penggunaan antibiotik pada hewan dan tumbuhan yang tidak rasional yang menyebabkan resistensi pada manusia," katanya.