Pemerintah menargetkan pada 2024, akses rumah tangga terhadap air minum layak tercapai 100%.
Peningkatan akses air minum dan sanitasi dinilai menjadi prioritas dalam upaya pemerintah mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia. Ditargetkan pada 2024, akses rumah tangga terhadap air minum layak tercapai 100%, sedangkan akses rumah tangga terhadap sanitasi layak tercapai 90%. Namun, tren kenaikan cakupan layanan keduanya dalam tiga tahun terakhir ini tidak signifikan, yaitu di bawah tiga persen.
Saat ini, rumah tangga dengan akses air minum layak baru mencapai 90,7%, sedangkan akses terhadap sanitasi layak sekitar 80,2%. Untuk itu, kinerja kedua layanan dimaksud perlu didorong secara intensif oleh semua pihak, termasuk Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI).
“Upaya ini diwujudkan melalui sinergi berbagai pihak, baik di pusat, daerah, dan desa, termasuk pelibatan para Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI),” ucap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin, seperti dilansir dari wapresri.go.id, Sabtu (26/3).
Wapres lebih jauh meyakini, kemitraan memainkan peran strategis dalam upaya menurunkan prevalensi stunting dari 24,4 persen menjadi 14% di 2024. Semua ini dimaksudkan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang unggul demi pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia yang berkelanjutan.
“Saya optimis, dengan kerja sama dan gotong royong diantara multiaktor, termasuk kalangan tokoh agama, insya Allah kita dapat menurunkan angka prevalensi stunting sesuai dengan target,” ujar wapres dengan optimistis.