“Rumah saya adalah tumpukan puing, tempat semua kenangan sepak bola saya terkubur,” kata El Outy sambil menahan air matanya.
Bagi Hamza El Outy, penggemar Real Madrid, malam sepak bola Liga Champions selalu istimewa.
Mahasiswa kedokteran berusia 20 tahun ini tumbuh dengan mengikuti klub Spanyol yang mendominasi sepak bola Eropa dalam satu dekade terakhir, memenangkannya lima kali dan memperpanjang rekor mereka menjadi 14 gelar.
Pada bulan November, El Outy dan keluarganya pindah lebih jauh ke barat menuju garis pantai di Jalur Gaza yang dilanda perang setelah secara ajaib selamat dari serangan roket Israel di sebelah rumah mereka di Deir el-Balah, yang sebagian besar ditetapkan sebagai daerah aman pada minggu-minggu awal perang.
Kota yang dipenuhi pohon kurma ini telah menjadi lokasi serangan udara yang tiada henti. Serangan-serangan tersebut, terutama menargetkan bagian barat kota, telah menyebabkan banyak kerusakan dan kehancuran pada banyak rumah serta fasilitas umum.
“Rumah saya adalah tumpukan puing, tempat semua kenangan sepak bola saya terkubur,” kata El Outy sambil menahan air matanya.
“Saat saya punya rumah, saya selalu mempersiapkan diri untuk pertandingan akhir [Liga Champions] dengan sekaleng minuman ringan, keripik, dan popcorn,” kata El Outy.