Setelah mencapai target, STY pantas diingatkan supaya lekas melupakan permainan cantik Garuda Muda.
Mental pemain sepak bola berlabel tim nasional kini sudah mulai berubah lebih kebal terhadap kekalahan. Pada skuad kelompok usia tanggung, antara junior-semi-senior, kesebelasan Indonesia U-23 tampak peningkatan.
Terlihat dari majunya Garuda Muda ke babak 8 Besar pada Piala Asia U-23 Qatar 2024. Apresiasi kepada Marselino Ferdinan dkk patut diberikan oleh segenap suporter Merah Putih. Namun, pandangan netral tetap harus dikedepankan tentu saja.
Usia di bawah 23 tahun menjadi "kelompok tanggung" karena FIFA tidak membuat kejuaraan dunia untuk mereka. Hanya tersedia turnamen kontinental antarbenua, ajang yang bertujuan sebagai kualifikasi Olimpiade. Ajang ini pun selalu gembos sebab klub profesional biasanya tidak mengizinkan pemainnya dibawa pergi ke tingkat nasional.
Perubahan mental timnas terasa dialami semua pemain. Khususnya, tidak lagi kelihatan payahnya sikap yang disebut "local pride" terhadap rekan-rekan sepermainannya yang berasal dari program naturalisasi.
Betapa pahitnya bila teringat pertandingan persahabatan internasional di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, pada 25 November 2017. Saat itu, striker asal Montenegro, Ilija Spasojevic, menjalani debutnya berseragam timnas senior kontra Guyana. Tidak seorangpun rekan sepermainannya mau memberi dia bola! Mirisnya.