Sang pemenang, Maroko, selangkah makin dekat buat menggemilangkan ulang sensasi timnas seniornya di Piala Dunia 2022 lalu.
Sebuah laga bersejarah di babak 16 Besar Piala Dunia U-17 Indonesia 2023 menyajikan pertarungan dramatis, Selasa (21/11). Iran versus Maroko berlangsung seru dan cukup menegangkan di Stadion Gelora Bung Tomo, di Kota Pahlawan yang bersejarah, Surabaya.
Wakil Asia unggul duluan di menit ke-73. Ketika tujuh menit lagi pertandingan akan berakhir, babak kedua telah memasuki waktu tambahan. Kemenangan terbayang sudah di depan mata Iran. Pada saat-saat kritis itu wakil Afrika di menit 90+4 membuat gol balasan.
Perlawanan sengit Tim Melli Muda (Iran) akhirnya harus kandas di kaki Singa Atlas (Maroko) 4-1 (1-1) lewat adu penalti. Tapi akhir pertandingan bukan akhir segalanya bagi Iran.
Sundulan gol striker Esmaeil Gholizadeh (Iran) sangat berkelas dunia. Sambutannya jitu pada umpan silang rekannya, Nima Andarz, bek kanan yang maju menusuk rusuk kiri pertahanan Maroko. Umpan silang Andarz itupun indah sekali.
Rancang serangan mereka tersusun rapi dan halus melalui trik begitu bagus. Solo run gelandang kanan Yaghoob Barajeh memulai kreasi. Pergerakannya membawa bola menarik minat beberapa pemain lawan untuk merapatkan pengawalan. Bek kiri Maroko, Fouad Zahouani, ikut terpancing meninggalkan posnya, melepaskan Andarz bebas di sayap kanan.
Berdiri sendiri tak terlawan, membidik dari ruang terbuka, Andarz leluasa mengincar kepala Gholizadeh. Maka yang mesti terjadi kemudian terjadilah. Tapi mimpi itu sirna oleh tendangan voli dari kaki Nassim Azaouzi, penyerang Maroko, yang baru menginjak rumput lapangan di penghujung waktu normal.
Kedudukan 1-1 mengakhiri pertandingan. Tanpa menempuh babak ekstra 2x15 menit, segera digelar adu penalti. Dua eksekutor Iran, Hesam Nafari dan Kasra Taheri, ternyata tidak menemukan harinya di titik putih.
Keduanya ketiban sial dari permainan untung-untungan, satu lawan satu antara penendang berhadapan penjaga gawang. Kendati duluan skor 1-0 Iran di depan.
Di depan Iran bukan hanya satu gol ini. Masa depan Tim Melli Muda terbilang cerah untuk meneruskan kembali supremasi Iran, setidaknya lebih dari kancah AFC (Asian Football Confederation). Mereka niscaya melanjutkan kejayaan legenda Ali Daei, sang ikon Asia, penyerang 109 gol terbanyak dunia selama 13 tahun berkarier antara 1993-2006. Rekor gol Daei bertahan 19 tahun, baru bisa dipecahkan Cristiano Ronaldo pada 2021.
Sang pemenang, Maroko, selangkah makin dekat buat menggemilangkan ulang sensasi timnas seniornya di Piala Dunia 2022 lalu. Pada perempatfinal, Maroko dihadapkan sesama wakil CAF (Konfederasi Afrika), Mali, yang melumat habis Meksiko 5-0.
Sementara jejak Iran sudah dituntun Jepang, wakil Asia lainnya, yang lebih dulu disingkirkan Spanyol 1-2. Sisa satu utusan AFC, Uzbekistan, akan menantang tim unggulan Inggris di Jakarta International Stadium, Rabu (22/11).