Guardiola ditanya apakah dia akan mempertimbangkan posisinya jika City dinyatakan bersalah dan terdegradasi.
Pelatih kepala Manchester City, Pep Guardiola, telah menyatakan bahwa dia sangat mematuhi financial fair play (FFP) dan bahwa klub yang melanggar peraturan harus dihukum. Persoalannya, Manchester City menghadapi lebih dari 100 tuduhan melanggar peraturan Premier League. Apakah Guardiola akan bertahan, jika City menghadapi hukuman terburuk akibat pelanggaran itu?
Setelah Everton dikurangi 10 poin karena satu pelanggaran terhadap aturan keuntungan dan keberlanjutan liga, muncul spekulasi bahwa jika tuduhan atas City terbukti, mereka mungkin menghadapi tindakan yang lebih serius, termasuk degradasi. City menyangkal melakukan kesalahan dan Guardiola mengatakan pada hari Jumat (24/11) bahwa dia tidak akan meninggalkan kontraknya, yang berlaku hingga akhir musim depan, bahkan jika mereka diturunkan ke League One.
FFP dirancang untuk membatasi pengeluaran dan mencegah klub mengalami kesulitan keuangan yang serius. Namun ada pandangan bahwa hal ini berpotensi menghentikan entitas kaya mana pun untuk berinvestasi di sebuah klub guna membawa klub tersebut ke level yang lebih tinggi. Guardiola ditanya apakah, mengingat hal ini, dia setuju dengan FFP.
“Mereka memutuskan untuk membuat peraturan agar sepak bola lebih setara dan hukum harus dihormati,” katanya. “Kami sedang diawasi dan saya sangat ingin mengikuti aturan dengan benar. Jika Anda melakukan sesuatu yang salah, Anda harus dihukum. Jika UEFA dan FIFA memutuskan untuk memberlakukan FFP, saya mendukung sepenuhnya,” tambahnya, disitat The Guardian.
Guardiola meminta kesabaran sampai kasus City diselesaikan dan menunjukkan bagaimana pada tahun 2020 pengadilan arbitrase olahraga membatalkan larangan dua tahun dari kompetisi Eropa setelah City awalnya dinyatakan bersalah karena melanggar aturan FFP UEFA. Cas juga mengurangi denda City menjadi EUR10 juta (GBP9 juta) dari EUR30 juta.