BW mempertanyakan hasil Situng KPU yang berbeda dengan hasil hitung manual.
Ketua Tim Hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto, mengkritik sistem informasi penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum atau Situng KPU memiliki tingkat keandalan yang lemah. Demikian disampaikan pria yang akrab disapa BW itu menanggapi Situng KPU yang dianggapnya penuh banyak masalah.
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mempertanyakan penghitungan suara dalam Situng KPU yang tak sinkron dengan penghitungan manual berjenjang yang dijadikan patokan hasil Pemilu 2019. Menurutnya, mekanisme Situng seharusnya transparan dan akuntabel.
“Jadi, antara Situng dan penghitungan manual berjenjang dua hal yang tak bisa dipisahkan. Dan ini sesungguhnya yang kami curigai, sistem teknologi informasi yang ada di KPU itu tingkat keandalannya lemah," kata BW ketika konferensi pers di Jakarta pada Senin (24/6).
Menurut BW, Situng KPU itu memiliki kedudukan hukum. Eksistensinya pun mesti dilindungi. Namun, upaya KPU yang mencantumkan disclaimer dalam situsnya disebut BW tak bisa dijadikan pembenaran. “Disclaimer itu tak bisa menjustifikasi seolah-olah itu justified," katanya.
Lebih lanjut, BW mengatakan, Situng KPU sebagai teknologi informasi yang menjadi alat kontrol masyarakat tersebut memiliki masalah. Seharusnya sistem ini, kata BW, juga bisa untuk menguji metode forensik. Salah satunya digunakan untuk menganalisis daftar pemilih tetap (DPT). BW juga mempertanyakan apakah sudah dilakukan audit forensik pada Situng KPU atau belum.