Pada Januari diharapkan pasangan calon presiden mulai berkampanye soal visi,misi dan gagasan bukan lagi kata-kata kontroversial.
Mendekati waktu pemilihan presiden pada April mendatang, calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto membuka 'kampanye' mereka dengan mulai melemparkan ucapan kontroversial. Saling sindir juga merendahkan lawannya kerap dilontarkan kedua calon.
Apa yang membedakan diksi kontroversial Jokowi dan Prabowo?
Jokowi tidak secara gamblang menyebut tokoh, kelompok atau sosok dari pidatonya yang sarat sindiran. Sementara Prabowo terang-terangan menyindir satu kelompok dan tokoh yang kerap berakhir pada sebuah protes.
Masih segar dalam ingatan, atas ucapan Prabowo soal 'tampang Boyolali' dan nasib pemuda Indonesia yang banyak berakhir menjadi ojek online, sempat memicu protes demonstrasi dari kedua kelompok.
Yang disayangkan ucapan kontroversial tersebut jauh dari visi dan misi yang harusnya lebih banyak ditonjolkan. Masyarakat harus disuguhi dengan konsep-konsep pembangunan kedua capres.