Titiek Soeharto membandingkan kecurangan pemilu saat ini dengan era Orde Baru.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto mengklaim Pemilu 2019 lebih curang daripada pemilu di masa Orde Baru.
“Kecurangan bisa dilihat dengan kasat mata. Dulu dikatakan zaman Pak Harto bahwa pemilunya curang. Tapi ternyata sekarang pemilunya jauh lebih curang. Betul?” tutur Titiek di Rumah Perjuangan Rakyat, Jakarta Pusat, Jumat (17/5).
Narasi kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2019 pun terus digaungkan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Bahkan, hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin unggul dalam Pilpres 2019.
Pernyataan Titiek Soeharto bisa dibandingkan dengan tulisan sejarawan Benedict Richard O’Gorman Anderson atau Ben Anderson.
Di dalam tulisannya “Old State New Society: Indonesia’s New Order in Comparative Historical Perspective” yang terbit di The Journal of Asian Studies edisi Mei 1983, Ben menulis, pada masa Orde Baru, Soeharto senantiasa memberikan khayalan kepada publik agar mempercayai pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Ben menyebut, langgengnya kekuasaan Orde Baru merupakan buah dari pemilu yang dimanipulasi secara sistematis, terencana, dan terstruktur.